Senin, 29 Juli 2013

BATIK TEGAL

Beberapa waktu lalu, saya mengunjungi Tegal. Di kota yang terkenal dengan wartegnya ini saya menyempatkan diri blusukan ke Desa Keturen demi mencari batik.

Nama desa ini saya dengar pertama kali dari seorang teman di Facebook. Dia bilang kakak perempuannya adalah seorang pembatik dan tinggal di Keturen. Maka, selagi di Tegal itu, berkunjung ke Desa Keturen masuk dalam daftar acara saya.

Setelah berjumpa Idah dan suaminya, Chafid, saya jalan-jalan sedikit melihat-lihat keadaan desa tersebut. Di desa ini ternyata terdapat cukup banyak pembatik, walaupun umumnya sudah pada tua. Namun sayangnya tidak ada yang membina mereka, terutama perkara marketing, sehingga batik-batik itu tidak dikenal luas.


Idah, dibantu suaminya, mulai tekun membatik sejak 2008. Ia belajar membatik lewat kursus-kursus di kotanya. Kursus-kursus itu mengajarinya  cara menggambar motif, membatik, hingga mencelup/mewarnai. Kini, dalam sebulan Idah mampu menghasilkan 3 helai kain batik tulis ukuran 110x220 cm untuk motif-motif yang tidak terlalu rumit dan tidak banyak warna. Kalau untuk motif-motif yang rumit dan banyak warna, dia mengaku cuma sanggup menyelesaikan selembar kain dalam 1 bulan.

Tetangga yang tinggal di depan rumah Idah juga membatik.  Waktu saya temui, ia sedang "ngerok", merontokkan malam dari kain yang dibatiknya. Saya ingin melihat batik-batik buatannya, tetapi dia bilang dia tidak punya stok, karena begitu jadi dia akan langsung menjualnya di pasar atau ke pemesan. Batik Tegal tidak kalah cantik loh dengan batik dari daerah lain.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar