Menurut sejarahnya, batik Kudus sudah ada sejak 1935,
dikembangkan oleh penduduk asli Kudus dan pendatang dari Cina. Motif dan
warna-warnanya yang cerah terang lebih mirip batik pesisir. Motif yang paling
menonjol dan menjadi ciri khas adalah daun tembakau dan bunga cengkih dengan isen-isen
beras wutah atau beras mawur. Tentu ini terkait erat dengan Kudus yang terkenal
sebagai Kota Kretek. Pada 1970-an, industri batik tulis dan cap di Kudus mengalami
masa keemasan. Namun, satu dasawarsa kemudian keadaan berbalik menjadi mundur drastis
akibat serbuan batik printing. Usaha batik rumahan banyak yang gulung tikar dan
para pembatiknya beralih profesi menjadi buruh pabrik rokok.
Sepertinya, sampai sekarang kondisi tersebut belum banyak
berubah. Hal ini bisa dilihat di Gelar Batik Nusantara (GBN) 2013: hanya ada
satu gerai batik Kudus.
Motif-motif batik Kudus:
- Daun Tembakau
- Bunga Cengkih
- Buruh Pabrik Rokok
- Petani Tembakau
- Menara Kudus
- Kapal Kandas
- Gebyok (penyekat ruangan)
- Parijoto (nama tumbuhan yang banyak tumbuh di Gunung Muria)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar