Setiap mendengar atau membaca
kata “lerak” (nama latinnya Sapindus rarak dc) yang teringat di kepala saya
adalah batik. Kelekatan keduanya hampir mirip seperti semir dan sepatu. Tapi
banyak juga sih yang belum tahu lerak, termasuk saya, belum pernah melihat buah
yang dikenal juga dengan sebutan
soapberry itu.
Lerak adalah sejenis tumbuhan
yang bijinya digunakan sebagai bahan pembuat sabun. Dahulu sekali, sabun
tradisional dari lerak ini dipakai untuk mencuci kain dan baju, terutama batik,
karena dipercaya dapat menjaga kualitas dan warna batikan awet lebih lama.
Sampai sekarang lerak masih dianggap sebagai bahan pencuci batik terbaik,
sehingga mulai banyak diproduksi untuk konsumsi masyarakat luas. Apalagi kini
batik tengah naik daun, permintaan akan lerak pun meningkat. Dan berlakulah
hukum supply and demand.
Biji lerak yang mirip kurma ini mengandung
saponin yang dapat berfungsi sebagai deterjen pembersih, bukan hanya kain batik
tetapi juga perkakas dapur. Limbahnya pun ramah lingkungan, tidak mengandung
bahan kimia yang berbahaya.
Selain itu, menggunakan sabun
lerak lebih irit dibanding deterjen biasa. Satu tutup botol kecil (botol aqua)
lerak bisa untuk mencuci 3-4 helai kain batik. Campurkan lerak ke dalam
setengah ember air dan rendam kain selama 10-15 menit. Lalu kucek-kucek kain
dengan gerakan lembut. Bilas dengan air hingga busanya hilang, lalu jemur di
tempat teduh.
(Diolah dari berbagai sumber).